SAVE OUR EARTH

SAVE OUR EARTH
SAVE OUR EARTH

Sunday, 24 July 2011

CARA MEMILIH LAMPU YANG TEPAT

Dalam pemilihan jenis lampu biasa kita mendengar "Colour Rendering" dan " Lumen". Kedua hal tersebut merupakan pertimbangan penting dalam memilih lampu yang tepat dan di tempat yang tepat. Jangan sampai kita menggunakan lampu di dalam suatu ruangan terlalu terang atau bahkan terlalu gelap, yang dikarenakan ketidak-tahuan kita dalam memilih jenis lampu dan penentuan jumlah lampu yang akan dipasang.

Colour Rendering
Colour rendering adalah level warna dari lampu yang memiliki satuan Kelvin. Hal ini bisa dilihat dari spesifikasi lampu, semakin besar nilai Kelvinnya maka warna lampu akan semakin putih dan sebaliknya jika nilai Kelvinnya semakin kecil maka warna lampu akan semakin kuning.

Lumen
Lumen adalah tingkat kekuatan cahaya dari lampu yang memiliki satuan Lux. Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kekuatan cahaya apapun termasuk cahaya lampu adalah "Lux meter". Semakin besar nilai Lux dari suatu lampu maka semakin terang cahaya lampu tersebut sebaliknya jika semakin kecil nilai Lux dari suatu lampu maka semakin redup cahaya lampu yang dihasilkan.

Perhitungan jumlah lampu yang dibutuhkan dalam suatu ruangan

Untuk tinggi atap kurang dari 3 meter

N= (E.A)/Qlampu.Cu.LLF

Untuk tinggi atap lebih dari 3 meter
 
N= (E.A.K)/Qlampu.Cu.LLF

Dimana: N = Jumlah lampu
          E = Kekuatan lampu (Lux)
          A = Luas area (m2)
    Qlampu = Besar lumen dari lampu (Lux)
         Cu = Coefficient of utility (standart = 0,5)
        LLF = Light Lost Filter atau standar pantulan (standart = 0,7)
          K = Koefisien (tinggi ruangan)

(1 watt = 50 Lumen)

Wednesday, 20 July 2011

CARA MEMBACA KODE BEARING

Jika anda lihat kode yang berada pada bagian badan ataupun di lingkaran luar bearing, hal tersebut memiliki arti yang telah disesuaikan berdasarkan ISO (International Standard Organization). Contohnya pada bearing merk SKF tertera kode 6301 RSI/C3 MT47. “

 

·        Angka 6 menyatakan bearing tersebut merupakan jenis ball bearing.
·        Angka 3 menyatakan seri dimensi, yaitu: diameter, tebal dan tinggi. Pada contoh diatas berarti bearing tersebut berdiameter luar 37 mm dan tebal punggung 12 mm
·        Dua angka berikutnya menyatakan ukuran lingkar dalam bearing.  

Angka
Diameter lingkar dalam
00
10 mm
01
12 mm
02
12 mm
03
15 mm
04
20 mm
05
25 mm


·        Huruf RS adalah singkatan dari rubber seal, yang artinya penutup bearing yang digunakan adalah terbuat dari karet. Dan jika hurufnya Z, berarti penutup bearing terbuat dari bahan metal. “Diambil dari symbol Zn yang artinya Zinc alias seng”
  • Jika bearing dilindungi penutup kiri-kanan, didepan huruf tersebut dicantumkan angka 2. Misalnya 2RS atau RR dan 2Z atau ZZ.
  • Berikut kode C3. Simbol ini menandakan kerenggangan antar pelor dan dinding punggung bagian dalam. “C3 cocok untuk motor harian”. Makin besar angkanya berarti toleransi kerenggangan antar komponen bearing makin besar pula. Tak heran C3, jika digoyangkan lebih ngoklok dibanding C2. Angka kerenggangan tersebut tercantum dari C2 – C5 tanpa tanda (kosong). Motor dengan putaran mesin tinggi sebaiknya menggunakan bearing dengan kerenggangan C5. Salah satu alasannya yaitu di temperatur motor balap jauh lebih tinggi dibanding motor harian, dan ketika suhu memuncak maka bola-bola memuai. Posisi menggelinding jadi pas. Tidak akan macet. Satuan kerenggangan atau Clearance adalah mikron. 1 mikron sama dengan 1/1000 mm.
  • Huruf dan angka terakhir menunjukan jenis pelumas yang pantas dipakai. Misalnya, kode MT47 seperti pada bearing roda. MT singkatan dari Medium Temperatur. Kemampuan pelumas bisa bertahan pada suhu -30°C sampai 110°C.